Tiga macam sifat asli yang ada pada diri manusia untuk penyempurnaan tabiat hewaniyahnya,yaitu;Kecendrungan,marah,dan mementingkan diri sendiri.
Disamping itu diadakan pula oleh Tuhan suatu anugrah,namanya akal,dialah yang menjadi hakim,mengatur perjalanan itu.Segala kekuatan yang lain yang ada pada jasmani dan rohani,takluk kebawah kuasa akal.Kalau akal dikalahkan oleh kecendrungan kebinatangannya,dekatlah tabiatnya kepada binatang,dia menjadi tamak.Kalau akalnya dikalahkan oleh kemarahan,dia menjadi ganas,seperti binatang buas di rimba raya.Kalau tabiat mementingkan diri sendiri mengalahkan akalnya,dia pun menjadi penipu,cerdik buruk,penjual si bodoh,penindas si lemah,menjadi setan yang bertubuh manusia.Tetapi kalau akalnya yang berkuasa sebagaimana kemestian tiap-tiap manusia,mengalahkan ketiga kekuatan tadi,sehingga dapat diperintah dan diatur,dengan perangai sederhana dan hikmah,maka sempurnalah hidupnya,tercapailah maksudnya.Dari selangkah ke selangkah dii menuju naik ke tingkat kemuliaan.
Oleh karena akal yang mengatur segala perbuatan manusia sehingga perbuatan itu bisa dipertanggungjawabkannya maka akal itu pun senantiasa perlu disempurnakkan,dibuat lebih naik dan lebih cerdas.Dia harus menerima hikmah dan ilmu yang lebih dalam.Dia sanggup membedakkan yang baik dan yang buruk.Sebelum masuk kedalam suatu pekerjaan,sudah terupa didalam pandangannya akibat pekerjaan itu.
Agama Islam sangat membenci turut-turutan,mencukupkan saja mengekor kepada pendapat orang lain.Melainkan paham mesti diperluas,akal mesti dipertajam,pikiran diperpanjang karena kita disuruh datang ke dunia bukan untuk menjadi ekor.Kalau hanya akan menggenapkan bilangan saja,mengapa kita menjadi manusia dan mengapa kita ada akal.
Agama Islam telah memerdekakan akal daripada ikatan-ikatan itu.Dialah yang mengatur pimpinan jiwa dan badan,terlebih dari Kitab dan Sunnah Nabi.Didalamnya telah tersimpan beberapa rahasia dan peradaban.Mula-mula sekali bersihkan akal,sesudah itu selidiki siapa diri,qadim-kah atau hadits.Setelah kedapatan bahwa diri itu hadits (baru) tentu ada yang Qadim.
Dengan menurut-nurut saja hidup tiada nilainya,melainkan pergunakkan akal.Begitu pula dengan mempergunakkan akal saja belum akan ada nilainya,melainkan dengan tuntunan Kitab dan Sunnah.Kitab dan Sunnah tidak bisa pula dapat dipahamkan kalau tidak ditolong oleh guru.Dari guru itulah kita memperoleh pengajaran atau tuntunan mencari Kitab dan Sunnah,tetapi tidak pula mengikuti saja paham guru,dengan tidak menimbang sendiri.
Ibarat ramuan obat dan dukun,terdiri dari berbagai akar kayu,atau ibarat resep dokter,terdiri dari beberapa macam campuran tepung,demikianlah pula "Resep" untuk kesehatan akal dan jiwa,jasmani dan rohani di dalam Islam;dengan adanya hukum-hukum syariat, iktiqad,ibadah,dan amalan.
Tubuh kasar baru dinamai indah dan bagus bila ada persamaan imbangannya,sejak dari raut muka,sampai panjang tangan dan kaki.Demikian pula keindahan batin,berkehendak pula kepada imbangan dan ukuran yang sama,sehingga tidak cangguna.Hal itu tidaklah sempurna,kalau budi tidak dibentuk,kesopanan tidak dijaga,dididik dan dibiasakan berperangai mulia dan berkelakuan baik.Iradat kuat dan kehendak suci,angan-angan jelas tujuannya.Dan yang semula-mula didikan,ialah yang diajar sejak kecil.Karena diwaktu kecil,batin masih lemah lembut,jadi masih mudah membentuknya.Apa;agi kalau senantiasa melihat contoh-contoh yang baik di dalam rumah tangga.
Senin, 17 Juni 2019
ADAB DIRI TERHADAP MAKHLUK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar