Selasa, 11 Juni 2019

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

Sejak zaman prasejarah,penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas.Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara.Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakkan wilayah yang menjadi titik perhatian,terutama hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.Sementara itu,pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku,dipasarkan di Jawa dan Sumatera,untuk kemudian dijual pada pedagang asing.Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang ading,seperti Lamuria (Aceh),Barus dan Palembang di Sumatera,(Sunda Kelapa dan Gersik di Jawa).
      Pedagang-pedagang Muslim adal Arab,Persia,dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abd I H),ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah. Malaka,jauh sebelum ditaklukan Portugis (1511),merupakan pusat utama lalu-lintas perdagangan dan pelayaran.Melalui Malaka,hasil hutan dan rempah-rempah dari sleuruh plosok Nusantara di bawa ke Cina dan India,terutama Gujarat,yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu.Dengan demikian,Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting.Lebih ke Barat lagi dari Gujarat,perjalanan laut melintasi Laut Arab.Dari sana perjalanan bercabang dua.Jalan pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman,melalui Selat Ormuz,ke Teluk Persia.Jalan kedua melalui Teluk Aden dan Laut Merah,dan dari kota Suez jalan perdagangan harus melalui daratan ke Kairo dan Iskandariah.Melalui jalan pelayaran tersebut,kapal-kapal Arab,Persia,dan India mondar-mandir dari Barat ke Timur dan terus ke negeri Cina dengan menggunakkan angin musim untuk pelayarnan pulang perginya.
      Ada induksi bahwa kapal-kapal Cina pun mengikuti jalan tersebut sesudah abad ke-9 M,tetapi tidak lama kemudian kapal-kapal tersebut hanya sampai di pantai Barat India,karena barang-barang yang diperlukan sudah dapat dibeli disini.Kapal-kapal Indonesia juga mengambil bagian dalam perjalanan niaga tersebut. Pada zaman Sriwijaya,pedagang-pedagang Nusantara mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Cina dan dan pantai Timur Afrika.
    Menurut J.C van Leur,berdasarkan berbagai cerita perjalanan dapat di perkirakan bahwa sejak 674 M ada koloni-koloni Arab di barat laut Sumatera,yaitu di Barus,daerah penghasil kapur barus terkenal.Dari berita Cina bisa diketahui bahwa di sana dinasti Tang (abad ke 9-10) orang-orang Ta-Shih sudah ada di Kanton (Kun-fu) dan Sumatera.Ta-Shih adalah sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia,yang ketika itu jelas sudah menjadi Muslim.Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat internasional antara negeri-negeri di Asia bagian Barat dan Timur mungkin disebabkan oleh kegiatan kerajaaan Islam di bawah Bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia bagian timur serta kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara.Akan tetapi, kenurut Taufik Abdullah,belum ada bukti bahwa pribumi Indonesia di tempat-tempat yang disinggahi oleh para pedagang Muslim itu beragama Islam.Adanya koloni itu, diduga sejauh yang paling bisa dipertanggungjawabkan, ialah para pedagang Arab tersebut,hanya berdiam untuk menunggu musim yang baik bagi pelayaran.
      Baru pada zaman-zaman berikutnya,penduduk kepulauan ini  masuk Islam,bermula dari penduduk pribumidi koloni-koloni perdagangan Muslim itu.Menjelang abad ke-13 M, masyarakat Muslim sudah ada di Samudera Pasai Perlak,dan Palembang di Sumatera.Di Jawa, makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gersik) yang berangka tahun 475 H (1082 M),dan makam-makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 M merupakan bukti berkembangnya komunitas Islam, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa ketika itu, Majapahit.Namun,sumber sejarah yang sahih yang memberikan kesaksian sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang berkembangnya masyarakat Islam di Indonesia,baik berupa prasasti dan historografi tradisional maupun berita asing, baru terdapat ketika "Komunitas Islam" berubah menjadi pusat kekuasaan.
    Sampai berikutnya kerajaan-kerajaan Islam itu,perkembangan agama Islam di Indonesia dapat di bagi menjadi tiga fase.Pertama,singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nudantara.Sumbernya adalah berita luar negeri,terutama Cina.Kedua,adanya komunitas-komunitas Islam di berbagai daerah kepulauan Indonesia.Sumbernya,di samping berita-berita asing,juga makam-makam Islam, dan ketiga berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

1 komentar:

  1. Titanium Wok – Best - TikTok
    We will joico titanium not take the opportunity to exaggerate. The titanium frames only thing that we have is babyliss pro titanium hair dryer that it's very durable, and not overly aggressive. I'm not titanium iv chloride sure if titanium cookware it's too much for you!

    BalasHapus