Apabila ibukota-ibulota itu batu dirancang,maka mula-mula baru sedikit rumah-rumah tinggalnya dan sedikit alat-alat bangunannya,yaitu batu,kapur dan lain sebagainya meliputi apa saja yang dipasang diatas tembok ketika diperindah,seperti batu-batuan,marmer,kaca,marmer warna,dan Ash-Shadaf (rumah kerang).Maka bangunannya pada saat itu adalah Badawiyah dan alat-alatnya buruk.
Ketika pembangunan kota telah besar dan banyak penduduknya,maka alat-alat menjadi banyak karena banyaknya pekerjaan dan para teknisi hingga mencapai puncaknya,sebagaimana dikemukakan terdahulu.Ketika pembangunannya menyusut dan penduduknya sedikit maka keterampilan-keterampilan menjadi sedikit karena hal tersebut dan hilanglah perbaikan dan penguatan dalam pembangunan serta melengkapinya dengan penghiasan.Kemudian pekerjaan-pekerjaan menjadi sedikit karena tiadanya penduduk.Lalu menjadi sedilit pula penarikan alat-alat yang terdapat dalam bangunan-bangunan mereka.Lalu mereka memindahkannya dari satu pabrik ke pabrik lain karena kosongnya sebagian besar pabrik,istana,dan tempat tinggal akibat sedikit dan terbatasnya pembangunan dibandingkan waktu sebelumnya.Kemudian terus dipindahkan dari satu istana ke istana lain,dan satu desa ke desa yanglain,hingga akhirnya hilang sebagian darinya.
Lalu mereka kembali lagi ke badawah dalam bangunan dan menggunakan batu bata sebagai ganti dari batu dan terbatas sama sekali untuk memperindah.Maka kembalilah bangunan kota itu sepertibangunan desa-desa dan tanah liat yang menonjol padanya tanda-tanda badawah.Kemudian mencapai puncak kerobohan apabila memang ditakdirkan demilian.
Demilian itu adalah dunnah Allah s.w.t pada makhluk-Nya.
Rabu, 27 Maret 2019
Permulaan Robohnya Ibukota
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar